Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX (7)

De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX, Makassar, macassar, makasser, somba opu, tallo, Gowa-Tallo, benteng rotterdam, fort rotterdam, pelabuhan makassar, bank makassar, perang makassar, Peta Kerajaan Makassar pada Abad ke-17 Nationaal Archief (www.gahetna.nl), kerajaan gowa tallo, karaeng bainea, karaeng baineya, karaeng bayo, Karebosi Dalam Peta Kota Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Tallo dan Sombaopu, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gowa, Sejarah Makassar, Sejarah Kota Makassar, Jejak Makassar dalam Catatan Portugis, Sejarah kerajaan Makassar, sejarah kerajaan Tallo, asal mula kerajaan tallo, perang makassar, idwar anwar, arung makassar, karaeng makassar, karaeng loe, karaeng tallo, karaeng gowa, bandar makassar,pelabuhan makassar, arung gowa, NHM, Perusahaan Nederlandsch Indische Handelsbank (Bank Dagang Hindia Belanda), Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij, Hongkong & Shanghai Banking Corporation (HSBC), Chartered Bank of India, Australia & China, Chartered Mercantile Bank of India, London, & China, Spaarbank van Makassar (Bank Tabungan Makassar), Taiwan Bank, Mitsui Bank, Yokohama Specie Bank, Bank Dagang Reiss & Co
Gedung De Javasche Bank Makassar tampak depan setelah selesai pembangunan. Bergaya Neo-Renaissans; hiasan pada thympanum (bidang segi tiga di atas) bercorak floral model Jawa. Foto diambil sekitar 1920-an (Sumber: KITLV)

MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX (7).


SELAIN OFI Makassar bekerjasama dengan pihak Firma Veth Bersaudara, juga pihak OFI membuka kerjasama dengan OFI Padang dan berbagai berbagai pabrik minyak di Pulau Jawa. 

OFI Makassar akan mengirim kopra ke OFI Kediri, hal itu dilakukan jika persediaan kopra lokal di Kediri menipis akibat bencana musim kemarau yang panjang. Seperti misalnya terjadi pada tahun 1918 ketika kemarau panjang terjadi di Kediri dan gangguan letusan Gunung Kelud pada tahun 1919.

Meningkatnya produksi minyak kelapa dan peningkatan permintaan di pasaran internasional membuat OFI Makassar melebarkan bisnisnya dengan membuka cabang di Amerika Serikat pada tanggal 22 Juli tahun 1918. 

Cabang itu bergerak pada bidang pengadaan tangki minyak di dua tempat yaitu di San Francisco dan New York. Modal pembukaan itu menelan biaya 2 juta gulden (200 saham @ 10.000 gulden) yang terdiri dari 125 lembar saham, di mana 107 dimiliki OFI dan 18 lembar dimiliki oleh perusahaan Clements asal Amerika. 

Dalam pembukaan cabang di Amerika Serikat itu pihak perusahaan Clements ditunjuk sebagai perwakilan OFI untuk wilayah Amerika Serikat. 

Pembukaan cabang tersebut dilatari oleh permintaan ekspor minyak kelapa dengan jumlah yang besar ke Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena kebutuhan akan minyak kelapa di Amerika Serikat pada masa Perang Dunia I (1914-1918) yang besar. 

Kopra digunakan dalam pembuatan sabun sebagai bahan dasar pembuatan bom dalam menghadapi Perang Dunia I.172 Dapat dilihat bahwa pada 1916 ekspor minyak kelapa OFI Makassar ke Amerika Serikat sebesar 560 ribu liter dan setahun kemudian pada 1917 meningkat ke angka 570 ribu liter. Hal ini lah yang kemudian membuat OFI Makassar berani untuk membuka cabangnya di Amerika Serikat.

Kegemilangan ekonomi Makassar terutama dari hasil ekspor kopra dan minyak kelapa ke pasar internasional harus terhenti akibat dari jatuhnya ekonomi dunia saat itu. 

Perekonomian dunia masuk pada periode kemerosotan ekonomi yang amat besar seringkali disebut sebagai Depresi Besar (Great Depression) atau Krisis Malaise yang terjadi pada dekade 1930. 

Depresi ekonomi ini berdampak luas di dunia, termasuk hingga ke Hindia Belanda, dalam hal ini Makassar. (Sumber: Bank Indonesia Institute, Pusat Ekonomi Maritim Makassar Dan Peranan Bank Indonesia Di Sulawesi Selatan, 2019).

Sebelumnya.... De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX (6) - Arung Makassar (arungsejarah.com)

****

Akihary, H. (1996), Ir. F. J. L. Ghijsels, Architect in Indonesia 1910–1929. Utrecht: Seram Press.

Altes, W. L. Korthals (2004), Tussen cultures en kredieten: Een institutionele van de NederlandschIndiĆ« Handelsbank en Nationale Handelsbank 1863–1964. Amsterdam: NIBESVV.

Andaya, Leonard Y. (2006), Warisan Arung Palakka: Sejarah Sulawesi Selatan Abad Ke-17 (terj.). Makassar: Ininnawa.

Anderson, J. L. (1997), “Piracy in the Eastern Seas 1870–1950,” dalam D. J. Starkey, E. S. van Eyck van Heslinga, J. A. de Moor (ed.), Pirate and Privateers: New Perspectives on the War on Trade in the Eighteenth Century. Exeter, Devon: University of Exeter Press.

Arndt, H. W. (1984), The Indonesian Economy: Collected Papers. Singapura: Stamford Press.

Asba, A. Rasyid (2007), Kopra Makassar: Perebutan Pusat dan Daerah, Kajian Sejarah Ekonomi 

Politik Regional di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. (2007), Katalog Sejarah Lisan Jepang di Sulawesi Selatan. Tokyo: C-DTAS.

Bank Indonesia (2005), Sejarah Bank Indonesia Periode I 1945–1959: Bank Indonesia pada Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Unit Khusus Museum Bank Indonesia. (2015), Lintasan Masa Numismatika Nusantara: Koleksi Museum Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Basri, Faisal dan Haris Munandar (2009), Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan terhadap Masalah-masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Boland, B. J. (1982), The Struggle of Islam in Modern Indonesia. Leiden: KITLV.

Booth, Anne (1998), The Indonesian Economy in the Nineteenth Centuries: A History of Missed Opportunities. London: Palgrave Macmillan Press.

Braudel, F. (1966), The Mediterranean and the Mediterranean Worls in the Age of Philip II, Volume 1. New York: Harper Colophon. Brown, Iem (2001), Territories of Indonesia. London: Routledge.

Broze, Frank (ed.) (1989), Brides of the Sea: Port Cities of Asia from the 16th–20th Century. Kensington: New South Wales University Press.

Chauduri, K. N. (1989), Trade and Civilization in Indian Ocean: An Economic History from the Rise of Islam to 1750. Cambridge: Cambridge University Press.

Claver, Alexander (2014), Dutch Commerce and Chinese Merchant in Java: Colonial Relationship in Trade and Finance 1800–1942. Leiden: Brill.

Cortesao, Armando (1944), The Suma Oriental of Tome Pires: An Account the East from the Red Sea to Japan, Written (at Malacca) 1512 to 1515. London: Hakluyt Society.

Creutzberg, Pieter dan J. T. N. van Laanen (1987), Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Curtain, Philip D. (1988), Cross-cultural Trade in World History. Cambridge: Cambridge University Press.

Darsono, dkk. (2016), Perjuangan Mendirikan Bank Sentral Republik Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.(2017), Berjuang dengan Uang Mempertahankan dan Memajukan Republik Indonesia: Semangat Juang Otoritas dan Masyarakat Sumatera Utara. Jakarta: Bank Indonesia.

Dick, Howard (2002), The Emergence of a National Economy: An EconomicHistory of Indonesia 1800-2000. Hawaii: University of Hawaii Press.

Djojohadikoesoemo, Margono (1962), Kenang-kenangan dari Tiga Zaman: Satu Kisah Kekeluargaan Tertulis. Jakarta: Indira.

Djojohadikusumo, Sumitro (1953), Persoalan Ekonomi. Jakarta. (1989), Kredit Rakyat di Masa Depresi (terj.). Jakarta: LP3ES.

Djumhana, Muhammad (1996), Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Feith, Herbert (2009), The Cabinet Wilopo 1952–1953: A Turning Point in Post Revolutionary Indonesia. Singapura: Equinox.

Foray, Jennifer L. (2012), Visions of Empire in the Nazi-Occupied Netherlands. Cambridge: Cambridge University Press.

Hall, Kenneth R. (1985), Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia. Honolulu: University of Hawai’i Press.

Hartono, Noek (1976), Bank Indonesia: Sejarah Lahir dan Pertumbuhannya. Jakarta: Bank Indonesia.

Heering, Christiaan G. (1995), The Green Gold of Selayar: a Socio-economic History of an Indonesian Coconut Island c. 1600-1950s: Perspectives from a Periphery. Amsterdam: Vrije Universiteit

..............