Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX (6)

De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX, Makassar, macassar, makasser, somba opu, tallo, Gowa-Tallo, benteng rotterdam, fort rotterdam, pelabuhan makassar, bank makassar, perang makassar, Peta Kerajaan Makassar pada Abad ke-17 Nationaal Archief (www.gahetna.nl), kerajaan gowa tallo, karaeng bainea, karaeng baineya, karaeng bayo, Karebosi Dalam Peta Kota Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Tallo dan Sombaopu, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gowa, Sejarah Makassar, Sejarah Kota Makassar, Jejak Makassar dalam Catatan Portugis, Sejarah kerajaan Makassar, sejarah kerajaan Tallo, asal mula kerajaan tallo, perang makassar, idwar anwar, arung makassar, karaeng makassar, karaeng loe, karaeng tallo, karaeng gowa, bandar makassar,pelabuhan makassar, arung gowa, NHM, Perusahaan Nederlandsch Indische Handelsbank (Bank Dagang Hindia Belanda), Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij, Hongkong & Shanghai Banking Corporation (HSBC), Chartered Bank of India, Australia & China, Chartered Mercantile Bank of India, London, & China, Spaarbank van Makassar (Bank Tabungan Makassar), Taiwan Bank, Mitsui Bank, Yokohama Specie Bank, Bank Dagang Reiss & Co
Gedung De Javasche Bank Makassar tampak depan setelah selesai pembangunan. Bergaya Neo-Renaissans; hiasan pada thympanum (bidang segi tiga di atas) bercorak floral model Jawa. Foto diambil sekitar 1920-an (Sumber: KITLV)

MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX (6).


KEHADIRAN OFI Makassar secara politis sangat strategis, karena selain misinya sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan sebesar-besarnya, lembaga ini diharapkan juga mampu mengimbangi laju pertumbuhan ekonomi Singapura, sehingga pedagang-pedagang Cina Makassar dapat memutus krediturnya di Singapura dan beralih mencari kredit usaha dari perbankan di Makassar. 

Dengan demikian mereka dapat lebih mudah diawasi, diatur, dan bahkan menjalin hubungan dagang dengan OFI Makassar. Keberadaan OFI Makassar bukan hanya sebagai penghasil minyak kelapa, tetapi berfungsi pula menjadi pusat penyimpanan dan penimbunan kopra di wilayah Timur Besar. 

Lembaga ini muncul sebagai induk berbagai perusahaan eksportir yang ada di Makassar. Sebagai lembaga bentukan pemerintah, OFI Makassar mendapatkan privilese yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 

Para pedagang yang di bawah naungan OFI Makassar dapat mengekspor kopra, asalkan memakai merek “Kopra OFI Makassar”. Dalam hal operasional, OFI Makassar didukung oleh modal keuangan yang kuat, yang disokong oleh De Javasche Bank. 

Selain itu, para pedagang kopra yang mendapatkan kredit dari DJB Makassar diwajibkan untuk menyetorkan sejumlah kopra kepada OFI Makassar. Untuk menampung kopra-kopra yang dibeli dari pedagang kopra tersebut, pihak OFI Makassar menyediakan sarana pergudangan yang memadai. 

Privilese lainnya adalah kopra yang akan diekspor harus mendapat rekomendasi dari OFI Makassar. Hal itu merupakan keunggulan OFI Makassar bila dibandingkan dengan berbagai eksportir lainnya yang ada di Makassar. 

Kekuatan OFI Makassar sebagai lembaga bisnis bukan saja karena dukungan pemerintah melalui De Javasche Bank, tetapi juga munculnya kerjasama dengan berbagai perusahaan termasuk dengan perusahaan swasta seperti NV Anton Jurgens’ Vereenigde Fabrieken, sebuah perusahaan internasional dari Belanda dengan permodalan yang sangat kuat.

Perusahaan tersebut menanamkan modalnya dalam usaha pergudangan dan pengembangan tangki minyak. Selain itu, perusahaan ini juga diberi tugas khusus untuk memasarkan minyak kelapa di berbagai perusahaan margarin di Eropa. 

Politik penetrasi Jurgens memiliki dampak luas bagi struktur OFI Makassar, karena OFI menjadi lembaga perminyakan yang semakin kuat. Aturan kerjasama antara OFI Makassar dengan Jurgens pada intinya antara lain: 

(a) Jurgens diberi hak untuk mengelola sebahagian pabrik minyak milik OFI Makassar sesuai dengan investasi modal yang dimiliki; 

(b) Jurgen diberi hak untuk memasarkan minyak 

(c) Dalam rangka pengembangan pabrik minyak pihak Jurgens memusatkan pada daerah-daerah di luar Pulau Jawa. 

Untuk menjamin kelangsungan OFI Makassar, maka setiap bulannya perusahaan itu membeli kopra dari berbagai daerah. Mereka membeli kopra baik melalui para pedagang maupun lewat perusahaan-perusahan besar.

Dalam tahun 1914 para perusahaan besar itu rata-rata membeli kopra 26.173,67 pikul perbulan.166 Kopra yang dibeli dimasukkan dan ditampung pada gudang-gudang yang telah disediakan OFI Makassar. 

Tampak jumlah kopra yang dibeli itu masih jauh dari kebutuhan OFI Makassar sebenarnya, karena rata-rata setiap bulan mengonsumsi kopra rata-rata sekitar 50 ribu pikul.167 Harga pembelian kopra OFI Makassar pada bulan November 1914 rata-rata 12 gulden perpikul ditambah biaya pengangkutan 1 gulden, biaya pengelolaan 50 sen, biaya komisi 25 sen, sehingga jumlah keseluruhan mencapai f13,75 perpikul. 

Dalam sepikul kopra diperlukan 240-300 kelapa, satu biji kelapa bisa dinilai 4,1 sen. Dari harga kopra bulan November tahun 1914 dapat dikatakan harganya menurun bila dibandingkan pada bulan yang sama pada tahun 1912 dengan harga perpikul kopra rata-rata 15,50 gulden.

Pada umumnya kopra yang dibeli melalui ikatan kontrak, dengan catatan terlebih dahulu kopra dimasukkan ke dalam gudang untuk diperiksa. 

Hal itu dimaksudkan untuk mencegah spekulasi para pembeli agar kopra yang diambil sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan pihak OFI Makassar. 

Salah satu perusahaan yang telah ditunjuk oleh OFI Makassar dalam hal pembelian kopra untuk wilayah Makassar adalah Perusahaan Firma Veth Bersaudara. 

Sebelumnya.... De Javasche Bank dan Ekonomi Makassar Awal Abad XX (5) - Arung Makassar (arungsejarah.com)