Makassar, Kota Niaga dan Maritim
Dr. Edward L. Poelinggomang |
MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - Makassar, Kota Niaga dan Maritim.
Makassar adalah keterangan atau predikat nama tempat yang dikenal lebih dahulu dari penyebutan untuk bandar niaga kerajaan kembar Gowa dan Tallo, yang dalam perkembangannya menyandang nama Kerajaan Makassar. Dalam naskah kuna Jawa, Negara Kartagama yang ditulis oleh Prapanca pada tahun 1364, Makassar telah disebut, disamping nama Luwu, Bantaeng, dan Selayar.
Nama tempat yang disebut Makassar itu belum dapat diidentifikasi hingga sekarang. Selain itu dalam tradisi pelaut dan pedagang yang berniaga ke Maluku menyebut kawasan pulau-pulau berada di utara Pulau Sumbawa dengan nama Makassar.
Tradisi penyebutan pulau-pulau yang berada dari para pelaut dan pedagang itu kemudian diserab oleh pelaut dan pedagang Portugis setelah merebut dan menduduki Malaka. Dalam catatan Tome Pires diungkapkan bahwa pedagang-pedagang Melayu menginformasikan bahwa terdapat jalur paling singkat dalam pelayaran ke Maluku yaitu melalui Makassar (Cortesao, 1944).
Tampaknya informasi itu mendorong pelaut dan pedagang Portugis melusuri jalur pelayaran itu, sehingga dalam peta pelayaran pengembara Portugis Pulau Kalimantan diberi nama “Pulau Makassar yang Besar” (Gramdos ilha de Macazar) dan Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya dengan sebutan “Pulau-pulau Makassar” (Ilhas dos Macazar).
Selain penyebutan nama pulau itu, kota-kota pelabuhan yang berada di pesisir
barat Sulawesi yang menjadi tempat singgah dalam pelayaran ke Maluku juga
diberikan predikat Makassar, antara lain Siang Makassar, Bacokiki Makassar,
Suppa Makassar, Sidenreng Makassar, Napo
Makassar dan Tallo Makassar.
Informasi menyangkut penyebutan Makassar yang meliputi wilayah yang luas itu, dalam perkembangan kemudian dimateraikan menjadi nama bandar niaga kerajaan Gowa dan Tallo (Sombaopu dan Tallo). Dua bandar yang secara historis baru tumbuh kemudian setelah beberapa pelabuhan lain, seperti: Siang, Bacokiki, Suppa, Napo, dan Sidenreng.
Sehubungan dengan itu topik pembicaraan dalam menelusuri sejarah kota Makassar sebagai kota niaga dan kota maritim ini pertama-tama diarahkan untuk menelusuri latar sejarah penamaan bandar niaga yang kini mengemban nama Makassar.
Setelah itu diungkapkan proses kesejarahan kedudukan Makassar sebagai
kota niaga dan kota maritim. Dengan demikian kiranya dapat dipahami mengapa
penyebutan nama kota Makasaar mengandung makna bagi perkembangan kota ini.
Edward Lambertus Poelinggomang, lahir di Kabir – Alor (NTT), 21 Oktober 1948. Beralamat Perum. Dosen Unhas, Tamalanrea, Blok BG. 82 Makassar. Staf pengajar Jurusan Ilmu Sejarah Unhas. Menyelesaikan pendidikan S.1 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1980), S.2, Universitas Indonesia, Jakarta (1984) dan S.3, Vrije Universiteit, Amsterdam (1991). Pernah mengikuti Post Graduate Training for Historien, Rijksuniversiteit Leiden, Maret 1981 – Maret 1983.