Politik-Ekonomi Makassar dan Sekitarnya (1528-1864) 1
Peta Kerajaan Makassar pada Abad ke-17 (Sumber: Nationaal Archief (www.gahetna.nl) |
Pada terbitan Mingguan Indie tanggal 13 Maret 1918, A.W Nieuwenhuis melaporkan bahwa kemunculan Makassar sebagai pusat perdagangan di wilayah Indonesia bagian timur tidak dapat dipisahkan dari letaknya yang strategis sebagai pusat perdagangan.
Selain itu wilayah ini juga memiliki tradisi pelayaran yang membuatnya dikenal sebagai suku bahari Nusantara. Hal itulah yang mendorong Makassar dikenal sebagai pintu depan perdagangan di Asia Pasifik.
Makassar sebagai bandar maritim sejak awal pertumbuhannya menunjukkan sebagai kota pelabuhan yang terpenting dalam jaringan perdagangan dunia sejak abad ke-15.
Sejak itu Makassar telah masuk dalam jaringan perdagangan Jalur Sutra yang menghubungkan antara dunia niaga Asia dan Eropa. Ia muncul sebagai titik temu antara dunia niaga di belahan Timur (Maluku) dan Barat (Kalimantan, Malaka, Jawa, Asia Selatan dan juga Eropa), dan antara dunia niaga di belahan utara (Filipina, Jepang dan Cina) dan selatan (Nusa Tenggara dan Australia).
Geografi yang Strategis
Kehadiran Makassar sebagai bandar niaga tidak dapat ditempatkan secara terpisah dari sejarah perdagangan di wilayah Kepulauan Indonesia, khususnya Asia Tenggara dan Asia Timur pada umumnya.
Hal itu didasarkan atas kenyataan bahwa kegiatan perdagangan berkaitan erat dengan interaksi antarmanusia ataupun kelompok dalam kegiatan tukar-menukar barang dan jasa, dan dalam waktu yang bersamaan terjadi interaksi sosial, budaya dan ekonomi yang kuat antara berbagai unsur tempatan dengan motif untuk menguasai perekonomian.
Secara geografis, Pulau Sulawesi terletak di antara Pulau Kalimantan di sebelah barat dan Kepulauan Maluku di sebelah timur, serta Kepulauan Sulu yang merupakan wilayah Filipina di bagian utara dan Kepulauan Nusa Tenggara di bagian selatan. Wilayah Makassar terletak di bagian selatan Pulau Sulawesi.
Pulau Sulawesi memiliki empat jazirah dan tiga teluk. Antara jazirah selatan dan tenggara terdapat Teluk Bone; antara jazirah tenggara dan barat laut terdapat Teluk Tomini; dan antara jazirah barat laut dan jazirah utara terdapat Teluk Tomini atau Teluk Gorontalo.
Bagaimanakah wajah lanskap Makassar? Seorang Belanda yang berkunjung ke ujung pandang selatan Sulawesi itu pada abad ke-17 melukiskannya secara singkat sebagai berikut.
"Wilayah Makassar dari laut terlihat sebagai daerah yang paling subur dan paling menyenangkan. Wilayah ini berupa daratan indah, hijau, dan tidak begitu tertutup hutan seperti daerah-daerah lain di Hindia; penduduknya sangat padat. Makassar adalah daerah persawahan yang indah, di mana-mana padi tumbuh; hal ini dapat dilihat jika berlayar menyusuri pantai, terutama pada bulan Maret, April, Mei, dan Juni. Pada bulan-bulan ini padi belum dituai. Lebih ke dalam lagi terdapat kebun kelapa yang indah. Pohon ditanami berjejer-jejer teratur dan daunnya yang rindang melindungi orang dari terik matahari..."
Ditambahkan, wilayah Makassar tidak hanya memiliki pantai yang bagus, yang mendorong penduduknya turun ke laut, tetapi juga daratan yang memungkinkan penduduknya bertani.
Kegiatan pertanian sawah berkembang berkat sungai-sungai yang menjadi sarana irigasi, seperti Sungai Tallo yang bermuara di bagian utara Kota Makassar, dan Sungai Jenebereng yang bermuara di bagian selatan, serta aliran sungai yang lain seperti Sungai Sanrabone dan Sungai Kacia.
Terletak pada hamparan laut di titik persimpangan pulau-pulau di Nusantara, membuat posisi Makassar sangat strategis sehingga ramai dikunjungi orang. Nelayan dan pedagang yang berlayar di perairan sekitarnya ataupun hendak menuju kawasan Asia Pasifik dan Eropa pastilah menyinggahi pelabuhan kota itu.
Faktor lain yang mendukung pertumbuhan Makassar sebagai kota pantai adalah topografinya dengan bentuk tanah dan pantainya. Bukit-bukit pantai di kawasan Makassar yang secara geologis baru saja terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu membuat pantai Makassar seperti yang ada sekarang.
Bersambung.... Politik-Ekonomi Makassar dan Sekitarnya (1528-1864) 2 - Arung Makassar (arungsejarah.com)