Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Terbentuknya Kota Makassar (4)

Sejarah Terbentuknya Kota Makassar, Makassar, macassar, makasser, somba opu, tallo, Gowa-Tallo, benteng rotterdam, fort rotterdam, pelabuhan makassar, bank makassar, Peta Kerajaan Makassar pada Abad ke-17 Nationaal Archief (www.gahetna.nl), kerajaan gowa tallo, karaeng bainea, karaeng baineya, karaeng bayo, Karebosi Dalam Peta Kota Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Tallo dan Sombaopu, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gowa, Sejarah Makassar, Sejarah Kota Makassar, Jejak Makassar dalam Catatan Portugis, Sejarah kerajaan Makassar, sejarah kerajaan Tallo, asal mula kerajaan tallo, perang makassar, idwar anwar,  arung makassar, karaeng makassar, karaeng loe, karaeng tallo, karaeng gowa, bandar makassar,pelabuhan makassar,
Dr. Edward L. Poelinggomang dan Les Isles Philippines Molucques et de La Sonde (1710) karya Nicolas de Fer 

MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - Terbentuknya Kota Makassar (4).


INFORMASI ini menunjukan bahwa setelah penguasa kerajaan Gowa-Tallo mengangkut penduduk kerajaan taklukan yang berkecimpung dalam dunia perdagangan maritim ke Sombaopu-Tallo, maka mereka juga membuka jaringan hubungan perdagangan dengan negeri-negeri yang dahulu dijalin hubungan niaga. Itu berarti informasi awal jaringan antara Makassar dan penguasa Portugis di Malaka itu, mengisyaratkan pula terjalinnya hubungan niaga pula dengan pusat-pusat perniagaan lainnya, seperti yang terjadi dahulu.

Perkembangan perdagangan Makassar itu, akhirnya memikat para pedagang dan pengembara yang terlibat dalam perdagangan maritim di kepulauan Asia Tenggara ini menghampiri Makassar dan memohon izin untuk menetap dan melakukan kegiatan ekonomi di kota dan bandar niaga ini. 

Dapat dicatat antara lain, pedagang-pedagang dari Belanda (VOC) pada 1603, Inggeris (1613), Spanyol (1615), Denmark (1618) dan Cina (1618). Berkumpulnya para pedagang di bandar ini menjadinya bandar transito internasional terpenting dan terutama ketika itu.

Anthony Reid yang meneliti dan mengkaji perkembangan perdagangan Makassar sebelum Perang Makassar (1666-1669) berkesimpulan bahwa sejarah pertumbuhan perdagangan Makassar menampilkan kisah kemajuan dan keberhasilan yang tiada bandingnya dalam sejarah Indonesia (Reid, 1983: 117). 

Bandar Makassar tumbuh dan maju dengan pesat dalam dunia perdagangan, menjadi pusat tujuan niaga bagi semua pedagang yang bergiat dalam dunia perdagangan maritim di kawasan kepulauan Indonesia. Pedagang Eropa dan timur asing lainnya yang datang berniaga dan menetap di bandar ini merasakan keamanan mereka terlindung dan penuh kedamaian. Itulah sebabnya mereka memaparkan dalam laporan bahwa raja bersikap sangat toleransi dan simpati serta suka memaafkan (stapel, 1922: 9).

Tinjauan Akhir

Bila diperhatikan dan ditelusuri berbagai hasil kajian dan penulisan tentang perkembangan kota pelabuhan Makassar, maka tampak jelas bahwa Makassar telah berkembang dan maju dalam dunia perdagangan maritim pada abad ke-16. Dia bermula pada waktu Karaeng Tumaparisi Kalonna mengawali membangun benteng Sombaopu dan menjadikannya pusat pemerintahan kerajaan dan sekali gus bandar niaga kerajaan. 

Untuk memajukan bandar niaga yang baru dibangun sekitar tahun 1515, maka kerajaan ini melakukan penyerangan terhadap kerajaan tetangga terdekat yang juga telah lebih dahulu terlibat dalam dunia perdagangan maritim, yaitu Kerajaan Tallo. Perang itu diakhiri dengan menjadikan dua kerajaan itu satu kesatuan Gowa-Tallo pada tahun 1528, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar.

Kerajaan kembar ini, yang pada awalnya memiliki dua bandar itu, dalam perkembangan kemudian, pada periode pemerintahan Karaeng Tunipalangga Ulaweng (1546-1565) tampak menjadi satu kota pelabuhan, setelah kebijakan mengangkut orang dan barang dari kerajaan taklukan dan ditempatkan di wilayah antara bandar Tallo dan bandar Sombaopu. Akhirnya wilayah kota pelabuhan yang terbentang dari muara Sungai Bira (Sungai Tallo) hingga muara Sungai Jeneberang itu disebut Kota Pelabuhan Makassar. 

Catatan sejarah menyangkut jaringan hubungan niaga kota ini bermula pada tahun 1659 yang mengkisahkan ekspor-impor dengan kota pelabuhan Malaka yang ketika itu berada dalam pengawasan Portugis. Bahkan bila ditelusuri karya Stapel akan memperjelas ketenaran Makassar dalam dunia perdagangan pada abad ke-16. Sebagai penutup makalah ringkas ini sebaiknya saya kutip penyataan Stapel dalam disertasinya yang berjudul Het Bongaais Verdrag (Perjanjian Bungaya):

“Perdagangan Makassar memiliki karakter yang menarik perhatian. Negeri ini sendiri kurang atau tidak menghasilkan komoditi ekspor. Selain padi yang berlimpah, berkualitas baik, dan mura, terdapat juga ternak (bahkan babi sebelum tahun 1603). 

Orang Portugua dari Malaka dan Maluku mengambil dari negeri ini terutama untuk di kapal dan kebutuhan daerah pendudukan mereka. Tetapi yang lebih penting dari Makassar adalah perdagangan transitonya dalam rempah-rempah dan kayu cendana. Sebelum kedatangan orang Eropa, orang Makassar sudah dikenal sebagai sebagai pelaut ulung. 

Kedua komoditi yang disebut terakhir itu mereka muat dalam perahu dan jung dari Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil dan dibawah melalui Makassar menuju ke pelabuhan-pelabuhan yang terletak di bagian barat dan utara. Selain itu orang Bugis, Melayu dan Jawa juga membawa produksi mereka untuk diperdagangkan di Makassar, terutama setelah Portugis merebut Malaka pada 1511. ..... Meskipun rajanya kafir tetapi ia sangat pemaaff. Semua orang asing diterima dengan baik. Orang Portugis dan Islam bebas mendirikan rumah ibadah mereka di sini. (Stapel, 1922: 8).

Sebelumnya.... Sejarah Terbentuknya Kota Makassar (3) - Arung Makassar (arungsejarah.com)

***

Andaya, Leonard Y. 1981. The Haritage of Arung Palakka. A History of South Sulawesi (Celebes) in the Seventeenth Century, The Hague: Martinus Nijhoff. (VKI No. 91)

Cortesao, Amando. 1944. The Suma Oriental of Tome Pires and the Book of Francisco Rodriques, London: Robert Mackehose & Co Ltd.

Erkelens, B. 1897. “Geschiedenis van het Rijk Gowa”, dalam VBG, Vol ke-50

Leur, J.C. van. 1983. Indonesian Trade and Society. Essays in Asian Sociel and Economic History, Dordreecht: Foris Publication.

Noorduyn, J. 1983. “De Handelrelatie van het Makassarsche Rijks volgen de Notitie van Cornelis Speelman uit 1670”, dalam: Nederlandsche Historische Bronnen, No. 3, hal. 99-123.

Poelinggomang, 2002. Makassar Abad XIX. Studi tentang Kebijakan Perdagangan Maritim, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Reid, Anthony, 1983. “The Rise of Makassar”, dalam: RIMA, Vol. XVII, hal. 117-160.

Stapel, F.W. 1922. Het Bongaais Verdrag, Leiden: Disertasi Rijks Universiteit Leiden

Sutherland, H.A. 1989. “Eastern Emporium and Company Town: Trade and Society in the Eighteenth Century Makassar”, dalam: Frank Broeze, ed. Brides of the Sea. Port Cities of Asia from 16th-20th Centuries, Keinsington: New South Wales University Press, hal. 97-128.

Wolhoff, G.J. dan Abdurrahim. T.thn., Sedjarah Goa. Makassar: Jajasan Kebudajaan Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Wong Lin Ken. 1961. The Trade of Singapore, 1819-1859, Singapore: The Wah Press (JMBRAS Vo. XXXIII, No. 1).