Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makassar sebagai Bandar Niaga dan Maritim 1510 (2)

Makassar sebagai Bandar Niaga dan Maritim 1510, Makassar, macassar, makasser, somba opu, tallo, Gowa-Tallo, benteng rotterdam, fort rotterdam, pelabuhan makassar, bank makassar, Peta Kerajaan Makassar pada Abad ke-17 Nationaal Archief (www.gahetna.nl), kerajaan gowa tallo, karaeng bainea, karaeng baineya, karaeng bayo, Karebosi Dalam Peta Kota Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Tallo dan Sombaopu, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gowa, Sejarah Makassar, Sejarah Kota Makassar, Jejak Makassar dalam Catatan Portugis, Sejarah kerajaan Makassar, sejarah kerajaan Tallo, asal mula kerajaan tallo, perang makassar, idwar anwar,  arung makassar, karaeng makassar, karaeng loe, karaeng tallo, karaeng gowa, bandar makassar, pelabuhan makassar

MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - Makassar sebagai Bandar Niaga dan Maritim 1510 (2).


BANDAR MAKASSAR tumbuh dan maju pesat dalam dunia perdagangan, menjadi pusat tujuan niaga bagi semua pedagang yang bergiat dalam dunia perdagangan maritim di kawasan kepulauan Indonesia. Pedagang Eropa dan Timur Asing lainnya yang datang berniaga dan menetap di bandar itu merasakan keamanan mereka terlindung dan penuh kedamaian. 

Politik pintu terbuka yang dijalankan oleh Kerajaan Makassar bukan hanya diarahkan untuk memikat pedagang dan pelaut di daerah sekitar (Bugis, Makassar, Mandar, Selayar, dan Bajo) atau Portugis di Malaka dan Melayu, tetapi juga bagi para pedagang dari Asia Timur dan Asia Tenggara. 

Kebijakan politik pintu terbuka telah berhasil menempatkan Makassar sebagai satu-satunya pusat perdagangan di Sulawesi Selatan. Pedagang dan pelaut Bugis, Makassar, Selayar, Melayu, dan Portugis menjadikan Makassar sebagai pelabuhan singgah dan tempat pemasaran barang-barang mereka. Makassar tampil sebagai bandar utama dalam perdagangan dengan daerah penghasil dan bandar niaga lain di kawasan timur, selatan, barat, dan utara Nusantara. 

Hal tersebut dirasa merupakan faktor utama akselerasi kemajuan bandar Makassar yang masif. Sebabnya, sebagai bandar maritim sejak awal pertumbuhannya menunjukkan sebagai kota pelabuhan yang terpenting dalam jaringan perdagangan dunia sejak abad ke-15. 

Sejak itu, Makassar telah masuk dalam jaringan perdagangan Jalur Sutra yang menghubungkan antara dunia niaga Asia dan Eropa. Ia muncul sebagai titik temu antara dunia niaga di belahan timur (Maluku, Papua) dan barat (Kalimantan, Malaka, Jawa, Asia Selatan dan juga Eropa), dan antara dunia niaga di belahan utara (Filipina, Jepang dan Cina) dan selatan (Nusa Tenggara dan Australia). 

Dasar-dasar kemajuan ekonomi Makassar pada waktu itu tidak hanya terletak pada posisinya yang strategis sebagai entrepĂ´t perdagangan yang menghubungkan kawasan dagang Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan jaringan perdagangan lokal lainnya serta berhubungan erat dengan perdagangan jarak jauh dengan Cina dan India, bahkan Eropa, dan juga sebagai produsen komoditas penting seperti beras. 

Jangkauan jaringan perdagangan telah mencapai hampir seluruh kawasan Nusantara, Australia Utara, kepulauan Filipina, Makao, Cina, dan beberapa kota pelabuhan di Semenanjung Malaya.

Letak Makassar telah memberikan kedudukan sangat penting dalam percaturan ekonomi politik dan sosial, dalam kaitannya dengan kontak dan jalinan hubungan antara pemerintahan lokal dan penetrasi Barat. Hal itu menempatkan perdagangan sebagai kebutuhan dasar dalam membangun perekonomiannya. 

Kenyataan itu mendorong Kerajaan Makassar sebagai suatu kerajaan maritim untuk tampil dan berhasil membentuk satu zona perdagangan pada abad ke-16 yang oleh Kenneth Hall disebut sebagai ‘jaringan Laut Jawa’ yang meliputi Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Pesisir Barat Kalimantan, Jawa dan Sumatera Selatan.

Sistem perdagangan Makassar tidak lepas dari rute lalu lintas yang melalui Laut Tengah, Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan meramaikan jalur pelayaran Selat Malaka. Pada konteks itulah muncul kota Pasai yang terletak di ujung Sumatera yang berperan sebagai bandar niaga dalam jaringan perdagangan Asia Tenggara. 

Pasai sebagai kerajaan Islam mulai memainkan peranan penting yang menghubungkan Malaka, Jawa, Makassar, Kalimantan dan Ternate. Para pedagang dari Pasai membuka perkampungan sambil membentuk kontak dagang antara bandar yang satu dengan bandar lainnya. Di Makassar ketika itu telah terbentuk permukiman pedagang dari berbagai suku di sepanjang pantai Sombaopu. 

Kemajuan Makassar menjadi bandar perdagangan penting di Nusantara terjadi akibat beberapa faktor pendukung. 

Pertama, letak Makassar di pusat perdagangan di kepulauan ini; kedua, posisinya pada jalur jaringan perdagangan negara-negara di bagian utara benua Asia dengan Australia yang berada di selatan, juga pada jalur pelayaran dari Samudra Atlantik menuju Samudra Hindia. Ketiga, pelabuhannya termasuk pelabuhan alam yang nyaman karena terlindung oleh pulau-pulau kecil yang bertebaran di depannya sehingga gelombang laut pada muson barat laut tidak mengancam kapal dan perahu dagang yang berlabuh. Keempat, sebagian penduduk Sulawesi Selatan bergiat dalam perdagangan maritim dan dikenal sebagai pelaut dan pedagang yang ulung dan cekatan. 

Bersambung.... Makassar sebagai Bandar Niaga dan Maritim 1510 (3) - Arung Makassar (arungsejarah.com)

Sebelumnya.... Makassar sebagai Bandar Niaga dan Maritim 1510 (1) - Arung Makassar (arungsejarah.com)