Monumen Maha Putra Emmy Saelan (2)
B. Identifikasi Bangunan Monumen
Monumen Maha Putra Emmy Saelan dibangun di atas areal seluas kurang lebih 2598 M2 atau 52.5 M x 49,5 M. Luas dasar bangunan monumen 320 M2 atau 20 M x 16 M.
Adapun lantai dasar ini berbentuk persegi panjang. Teras kedua berbentuk lingkaran dengan jari-jari 6 M. Bentuk teras kedua ini menyerupai kepala granat tangan, yang melambangkan senjata yang dipergunakan Emmy Saelan pada peristiwa Batua itu.
Hal lain, di atas teras kedua lingkaran itu dibangun dua buah tugu berbentuk lingga, berukuran 4 M x 3 M x 12 M. Pucak/kepala tugu melambangkan bambu runcing, senjata yang dipergunakan para pejuang kemerdekaan di zaman revolusi.
Selain itu, terdapat pula sebuah tugu lainnya yang berukuran lebih kecil dan pendek atau 2 M X 1 M x 3 M, terletak di antara dua buah tugu yang berukuran lebih besar. Pemasangan ketiga buah tugu itu seolah-olah membentuk huruf H dan huruf I, yang melambangkan oraganisasi kelaskaran pemberontak Harimau Indonesia, di mana Emmy Saelan menjadi salah seorang anggota pengurusnya.
Ketiga buah tugu itu dilapisi dengan keramik taile warna putih. Warna putih ini melambangkan keikhlasan hati Emmy Saelan untuk berkorban demi bangsa dan tanah air yang dicintainya.
Pada tugu kecil berbentuk persegi panjang ini disematkan lambang negara Republik Indonesia "Garuda” pada bagian atas.
Lambang garuda ini terbuat dari aluminium warna kuning keemasan. Untuk warna kuning keemasan, melambangkan keluhuran budi bangsa Indonesia.
Sedangkan pada bagian bawah lambang garuda disematkan sebuah bentukan ”granat” yang terbuat dari semen beton yang juga dilapisi dengan warna kuning.
Bentukan granat tangan itu sebagai simbol perlawanan dan keberanian Emmy Saelan yang pantang menyerah.
Ruang antara penempatan lambang garuda dan bentukan granat tangan ditempatkan prasasti yang berhubungan dengan monumen itu. Prasasti memuat pernyataan:
"Di tempat inilah gugur Maha Putra Emmy Saelan dalam suatu pertempuran dengan tentara NICA Belanda pada tanggal 21 Januari 1947. Teruskan perjuangan kami."
Selanjutnya pada bagian bawah pernyataan itu tercantum:
"Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa pada hari ini tanggal 10 Nopember 1985 saya resmikan monumen Maha Putra Emmy Saelan di Ujung Pandang. Meko Polkam Surono."
Pada bangunan monumen Maha Putra Emmy Saelan itu tidak terdapat relief-relief yang melukiskan sejarah perjuangannya.
Menurut keterangan Mohammad Sjah, bangunan monumen Emmy Saelan itu sengaja tidak dibuat dalam bentuk patung, berhubung pihak keluarganya tidak merestuinya. Termasuk pula pemasangan relief-relief perjuangannya.
Areal monumen itu dikelilingi dengan pagar tembok setinggi 2,5 Meter. Di atas pintu gerbang tertulis "MONUMEN MAHA PUTRA EMMY SAELAN”, terbuat dari bahan fiber glas dengan tulisan putih dasar merah, melambangkan bendera kebangsaan Sang Saka Merah Putih. Jarak pintu gerbang dengan bangunan tugu sejauh 28 meter.
Bersambung...