Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Monumen Maha Putra Emmy Saelan (3)

Sejarah Monumen Maha Putra Emmy Saelan (3),Sejarah Monumen Maha Putra Emmy Saelan (2),  Sejarah Monumen Maha Putra Emmy Saelan (1),emmy saelah, apa pekerjaan emmy saelan?, siapakah emmy saelan itu jelaskan, jalan emmy saelan termasuk kecamatan apa, monumen emmy saelan, siapa orang tua emmy saelan, apa hubungan emmy saelan dengan wolter mongisidi, wolter monginsidi, monumen maha putra emmy saelan, jalan monumen emmy saelan, mengenal sosok emmy saelan, melihat monumen emmy saelan, monumen emmy saelah butuh revitalisasi, monumen emmy saelah butuh perbaikan, dimana letak monumen emmy saelan, emmy saelan daeng kebo,    Monumen Perjuangan di Sulawesi Selatan (1987)

MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - Monumen Maha Putra Emmy Saelan (3).


C. Riwayat Pendirian

Sebagaimana telah diutarakan di sebelumnya bahwa pembangunan Monumen Maha Putra Emmy Saelan ini merupakan salah satu di antara empat buah monumen perjuangan rakyat Sulawesi Selatan yang dibangun dalam wilayah Kotamadya Ujung Pandang (Kota Makassar, red), yang pembangunannya diprakarsai oleh para bekas anggota kelaskaran pemberontak Harimau Indonesia. 

Untuk merealisasikan pembangunan Monumen Maha Putra Emmy Saelan, salah seorang bekas unsur pimpinan kelaskaran pemberontak Harimau Indonesia di daerah Massenrempulu (Enrekang), H. Andi Sose. 

Sebagai pejabat ketua Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD'45) Sulawesi Selatan, H. Andi Sose menyatakan kesanggupannya menyumbangkan dana pribadi untuk pembangunan keempat monumen yang berlokasi di Makassar, ditambah satu unit kantor DHD'45 Sulawesi Selatan.

Dengan demikian pembangunan monumen-monumen tersebut kemudian ditangani langsung oleh H. Andi Sose atas nama Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Sulawesi Selatan. 

Untuk kelancaran pembangunannya dibentuk panitia pelaksana dari unsur angkatan 45 yaitu, Ketua Umum merangkap Keuangan, H. Andi Sose, Ketua I, H. Mohammad Syah dan Sekretaris M. Yusuf Massese, dilengkapi dengan beberapa saksi dan pembantu. 

Adapun desain gambar/arsitektur monumen yang akan dibangun, maka ditunjuk Drs. Saptato, seorang tenaga ahli dari Yogyakarta yang telah berpengalaman dalam perencanaan monumen.4 Sedangkan Kontraktor Pelaksana, ditunjuk PT. Kopi Jaya dari Ujung Pandang. 

Pembangunan monumen ini dikerjakan selama kurang lebih tiga bulan (Juli-Oktober 1985), dengan menyerap biaya kurang lebih Rp. 45.000.000,00. (empat puluh lima juta rupiah). 

Sesuai dengan fungsi monumen sebagai sarana pendidikan dan pariwisata, Menko Polkam Surono dalam amanat peresmiannya antara lain mengatakan: 

"Kiranya dengan pembangunan monumen ini, organisasi muda akan dapat mengetahui secara jelas sejarah perjuangan rakyat Sulawesi Selatan ini dan perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen ini harus dijaga keutuhannya dan dipelihara agar generasi muda dapat terus menikmatinya".5  

--------

1. M. Yusuf Majid, Sejarah Singkat Perjuangan Laskar Pembe- rontak Harimau Indonesia (Ujung Pandang: Yayasan Kese- jahteraan Harimau Indonesia, 1985), hal. 5.

2. Peristiwa ini adalah peristiwa penyerangan pasukan Belanda terhadap pasukan patroli pemuda pada tanggal 23 Januari 1947.

3. Menurut keterangan H. Mohammad Sjah, eks pucuk Pimpinan Kelaskaran Pemberontak Harimau Indonesia, bahwa pem- bangunan monumen Emmy Saelan yang pertama itu juga diprakarsai oleh Mohammad Sjah dkk. eks anggota kelaskaran Harimau Indonesia. Arsitektur/pelaksana pembangunan mo- numen itu adalah sdr. Sukim B.A.E. dengan bantuan dana dari Mohammad Sjah dkk. Pembangunan monumen Maha Putra Emmy Saelan ini menghabiskan biaya kurang lebih Rp. 700.000,— (tujuh ratus ribu rupiah). Monumen ini ber- bentuk tugu, dan pada pucuk tugu disematkan sebuah bentu- kan granat tangan sebagai simbul perlawanan Emmy Saelan. 

4. Menurut keterangan Drs. M. Nur, Direktur PT. Kopi Jaya Ujung Pandang, bahwa dalam pelaksanaan pembangunan monumen ini tidak ada gambar dari arsiteknya. Yang ada hanya foto monumen yang kemudian dirubah bentuk dan Ukurannya menurut petunjuk H. Andi Sose.

5. Pedoman Rakyat (Ujung Pandang : 11 Nopember, 1985).