Politik-Ekonomi Makassar dan Sekitarnya (1528-1864) 3
Peta Kerajaan Makassar pada Abad ke-17 (Sumber: Nationaal Archief (www.gahetna.nl) |
MAKASSAR.ARUNGSEJARAH.COM - Politik-Ekonomi Makassar dan Sekitarnya (1528-1864) 3.
BANYAK dari para pelaut Bugis itu yang berlayar untuk menjarah, merampas, dan menjual budak-budak yang mereka tangkap.14 Luasnya jangkauan pelayaran orang Bugis-Makassar di Asia Tenggara menandakan bahwa sejak permulaan abad ke-16 armada laut Indonesia sangat substansial, dan orang Bugis Makassar memegang peranan penting.
Begitu pula andilnya dalam dunia niaga, pelaut dan pedagang Bugis-Makassar menjadi bagian dari mata rantai dagang pada abad-abad niaga dan hubungan kemaritiman di wilayah Asia Tenggara.
Bandar Makassar termasuk salah satu yang tertua dan terus berkembang hingga saat ini. Kapan bandar Makassar mulai dibangun belum dapat dipastikan penanggalannya. Namun, bandar itu telah berkembang pada abad ke-16 dan mencapai kejayaannya pada abad berikutnya. Dalam perkembangan Makassar, kemajuan perdagangan jelas merupakan kisah keberhasilan yang tiada bandingnya dalam sejarah Indonesia.
Keterangan terperinci mengenai luas wilayah Makassar pada masamasa sebelum kedatangan bangsa Barat sangat sukar diperoleh. Pada waktu itu Makassar terdiri dari sejumlah perkampungan yang terpencar-pencar di sepanjang pantai yang kira-kira terletak pada lokasinya sekarang, dengan beberapa penambahan ke daerah pedalaman.
Di sepanjang pantai, perkampungan itu meluas dari Tallo di sebelah utara sampai ke Sungai Jeneberang di sebelah selatan. Daerah perkotaan tidak terdiri dari sekelompok pusat perkampungan, kelompok perumahan yang didirikan terbuat dari bahan yang tidak permanen dan menunjukkan suatu perencanaan jalan yang tidak konsisten.
Di seluruh daerah tersebar serangkaian benteng yang merupakan tempat tinggal bangsawan yang dibangun dengan gaya arsitektur yang lebih kokoh dan permanen, kecuali di sepanjang pantai itu sendiri, terdapat pula wilayah pertanian.
Keterangan lain mengenai Makassar didapatkan dari Tome Pires yang pernah mengunjungi Makassar. Dalam kesaksiannya, ia melihat bahwa telah terjalin kontak perdagangan antara Makassar dengan daerah-daerah lain seperti Jawa, Malaka, Kalimantan, hingga Siam. Pires mencatat,
"Kepulauan Makassar berada di jalur menuju Maluku, yang dicapai lewat pelayaran dari Tanjungpura selama empat atau lima hari. Kepulauan ini terdiri dari banyak pulau dan merupakan negeri besar. Dari sini kita dapat bertolak ke Buton dan Madura dan juga ke utara. Penduduknya masih infidel. Penduduk kepulauan ini melakukan perdagangan dengan Malaka, Jawa, Kalimantan, Siam, dan semua tempat antara Pahang dan Siam. Mereka lebih mirip orang Siam daripada ras lainnya."
Secara geopolitik, Makassar merupakan nama tempat yang dikenal lebih dahulu dari penyebutan untuk bandar niaga kerajaan kembar Gowa dan Tallo, yang dalam perkembangannya menyandang nama Kerajaan Makassar. Walaupun demikian, dalam tradisi pelaut dan pedagang yang berniaga ke Maluku juga menyebut kawasan pulau-pulau yang berada di utara Pulau Sumbawa dengan nama Makassar.
Tradisi penyebutan pulau-pulau itu kemudian diserap oleh pelaut dan pedagang Portugis setelah merebut dan menduduki Malaka. Tome Pires mencatat bahwa pedagang-pedagang Melayu menginformasikan terdapat jalur paling singkat dalam pelayaran ke Maluku yaitu melalui Makassar.
Tampaknya informasi itu mendorong pelaut dan pedagang Portugis menelusuri jalur pelayaran itu sehingga dalam peta pelayaran pengembara Portugis, Pulau Kalimantan diberi nama “Pulau Makassar yang Besar” atau Grandos ilha de Macazar, dan Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya dengan sebutan “Pulau-pulau Makassar” atau Ilhas dos Macazar.
Selain penyebutan nama Makassar untuk pulau-pulau itu, kota-kota pelabuhan yang berada di pesisir barat Sulawesi yang menjadi tempat singgah pelayaran ke Maluku juga diberikan predikat Makassar, antara lain Siang Makassar, Bacokiki Makassar, Suppa Makassar, Sidenreng Makassar, Napo Makassar dan Tallo Makassar.19
Informasi menyangkut penyebutan Makassar yang meliputi wilayah yang luas itu, dalam perkembangan kemudian dipaterikan menjadi nama bandar niaga kerajaan Gowa dan Tallo (Sombaopu dan Tallo).
Makassar terbentuk dari dua bandar niaga dari kerajaan kembar Gowa-Tallo, yaitu bandar Tallo dari Kerajaan Tallo yang terletak di pesisir selatan muara Sungai Bira, dan bandar Sombaopu dari Kerajaan Gowa yang terletak di pesisir utara muara Sungai Jeneberang. Dua kerajaan tetangga itu berhasil membentuk persekutuan pada 1528, setelah melalui permufakatan penyelesaian konflik.
Bersambung.... Politik-Ekonomi Makassar dan Sekitarnya (1528-1864) 4 - Arung Makassar (arungsejarah.com)
Sebelumnya.... Politik-Ekonomi Makassar dan Sekitarnya (1528-1864) 2 - Arung Makassar (arungsejarah.com)